Thursday, April 19, 2012
Majapahit, dari Masa Awal, Kejayaan, Hingga Keruntuhannya. Part 2
Diposkan oleh/ posted by Taufiek Dida at 6:16 AM
Banyak orang meyakini bahwa "Sumpah Amukti Palapa" Gajah Mada adalah hal yang sangat sulit dilakukan bahkan banyak juga yang berkata itu hanya isapan jempol semata. Tapi, Gajah Mada memang benar-benar mewujudkan hal itu, bahkan hasilnya di luar ekspektasi semua orang. Pada masa pemerintahan Tribhuwana, kekuasaan Majapahit meluas berkali lipat dari wilayah awalnya. Meskipun timbul beberapa spekulasi mengenai kapan Tribhuwana meninggalkan tahtanya. Ada yang mengatakan dia turun tahta pada 1350 saat ibunya meninggal. Tapi ada juga yang mengatakan dia turun tahta pada tahun 1351 setelah mengeluarkan prasasti Singasari. Setelah dia turun tahta, putranya Hayam Wuruk menjadi raja bergelar Sri Rajasanagara. Pada masa pemerintahannya terjadi sebuah peristiwa yang membuat Majapahit dicela. Peristiwa itu adalah peristiwa Perang Bubat. yang terjadi pada tahun 1357 M. Hayam Wuruk ingin memperistri Dyah Pitaloka Citaresmi, putri dari Kerajaan Sunda. Perkawinan itu konon untuk mempererat hubungan kekerabatan dengan Kerajaan Sunda. Raden Wijaya sendiri dianggap masih keturunan Sunda. Tapi Gajah Mada menganggap bahwa persekutuan Majapahit-Sunda hanya akan mempersulit ambisinya untuk menaklukkan seluruh Nusantara. Akhirnya Gajah Mada memutuskan untuk melakukan rencananya, yang tidak disangka oleh semua orang. Dia melihat ini sebagai peluang untuk menghancurkan Sunda. Saat rombongan Sunda datang di Lapangan Bubat, tanpa basa-basi Gajah Mada memimpin pasukan untuk "menyambut" kedatangan rombongan ini. Pertempuran tidak terhindarkan lagi. Tapi karena kalah jumlah dan persenjataan, angkatan perang (meskipun tidak cocok disebut angkatan perang) Sunda dapat dikalahkan, Putri Dyah Pitaloka Citaresmi melakukuan bunuh diri untuk mempertahankan nama baik negaranya. Perekonomian Majapahit termasuk yang sangat maju di masanya. Barang-barang komoditas ekspornya yang paling dominan adalah lada, kain, dan garam. Pelabuhan-pelabuhan Majapahit yang ada di pantai Utara Jawa sangatlah mungkin menjadi pangkalan transit para pedagang-pedagang, sehingga Majapahit mendapatkan pemsaukan dari pajak-pajak yang dikenakannya bagi para pedagang tersebut. Bahkan, pendeta dari Italia, Odorico da Pordenone, menggambarkan keadaan Majapahit sebagai berikut: ".... Raja [Jawa] memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada.... Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya.". Lalu, dari buku Negarakertagama digambarkan sebagai berikut: "Dari semua bangunan, tidak ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah" [Dalam lingkungan dikelilingi tembok] "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah bagai pemandangan dalam lukisan... Kelopak bunga katangga gugur tertiup angin dan bertaburan di atas atap. Atap itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga, menyenangkan hati siapa saja yang memandangnya". Sekian posting saya, semoga berguna bagi anda, dan menjadi amal jariyah bagi saya. Aamiin..., (bersambung ke Majapahit, dari Masa Awal, Kejayaan, Hingga Keruntuhannya. Part 3)
Subscribe to:
Posts (Atom)